Skip to main content

Step six and seven : The wait.

Step six : TAHAP PENANTIAN 2.0


Tahap ini adalah tahap paling deg-degan seumur hidup saya. Bahkan lebih deg-degan daripada waktu mau pendadaran studio tugas akhir. Hahaha..
Saya harus menunggu 20 hari untuk pengumuman hasil seleksi. Hari-hari ini saya isi dengan mengurus perpanjangan paspor, membaca informasi universitas tujuan, mengikuti berita-berita terkini, banyak berdoa, dan berolahraga biar menghilangkan deg-degan. Pokoknya isilah hari-harimu dengan hal yang menyenangkan dan bermanfaat lah..

Step seven : TAHAP PENGUMUMAN


Akhirnya datang juga hari yang ditunggu-tunggu..Tanggal 10 Oktober 2015, hari dimana pagi-pagi sudah terima sms dari teman saya Mbak Yori “Tis ini tanggal 10”. Hahaha.. kebetulan hari itu juga ada sepupu saya dari Surabaya yang menginap di rumah, jadi menambah rasa deg-degan karena ditanya “Yok opo mbak, udah cek email belum?” hehehe.. Orang tua saya malah nggak tau kalau saya pengumuman hari itu. Sebelum berani membuka email di smartphone saya, saya berdoa dulu, “Tuhan saya serahkan masa depan saya di tanganMu karena rencanaMu adalah selalu yang paling indah.. semoga saya dapat menerima keputusanMu dengan cara yang Tuhan kehendaki. Ajarkan aku untuk siap..”
Kemudian saya buka email setelah berdoa. Tetoooot belum ada email masuk. Pagi itu saya ijin bekerja setengah hari karena saya harus pergi ke UGM untuk mengantar saudara saya untuk cari info S2 di Fakultas Hukum. Di dalam perjalanan pulang menuju ke kantor, saya dapat telepon dari teman saya, ”Cek email, udah ada pengumuman” – katanya. Langsung saya merasa deg-degan luar biasa. Saya buru-buru cek email, ternyata saya belum juga dapat pengumuman. Semakin deg-degan, saya bekerja di kantor dengan tidak berkonsentrasi. Kemudian, jam 1 siang, setelah saya makan siang, saya cek email, ternyata ada email masuk dari LPDP. Puji Tuhan hasilnya sesuai dengan yang saya harapkan. Saya lulus tahap seleksi wawancara dan pada email tersebut diberitahukan bahwa informasi PK (Persiapan Keberangkatan) akan menyusul. Ketika memberitahukan kepada kedua orang tua saya, mereka girang luar biasa. Sudah lama saya tidak melihat papa mama teriak kegirangan sekencang itu. Saya juga langsung kirim kabar ke kakak saya, Mbak Anggit. Hehe..

This is for your anniversary gift, mom and dad. And for your extra birthday present, Mbak Anggit. I love you guys. U DA BOMB!!!


Fiuh !

Terima kasih untuk semua dukungannya ya guys ! Terutama buat :
  • ·      Kedua orang tua saya : Papa Mama, Mbak Nur dan Makyo
  • ·      Mbak Anggit yang rela menjadi pembaca essayku dan ngasih revisi
  • ·      Pak Agus dan Bu Ida, dosen pembimbing studio Tugas Akhir favoritku yang luar biasa aku idolakan.
  • ·      Pak Andi, dosen saya sekaligus teman seperjuangan untuk beasiswa LPDP. We can do this, Pak !
  • ·      Om Frans yang menjawab kegalauanku saat memilih negara dan universitas tujuan.
  • ·      Kak Anin, yang memberitahukan tentang beasiswa LPDP untuk pertama kali, dan rela ditanya-tanyain tentang kuliah di luar negeri meskipun perbedaan jam antara Jogja sama Milan lumayan banyak :’)
  • ·      Kak Rio, Kak Fani, dan Kak Mona yang rela ditanya-tanyain tentang LPDP
  • ·  Mbak Yori, yang meluangkan waktu untuk melontarkan pertanyaan sadis untuk persiapan wawancara.
  • ·      Dek A, yang ngasih banyak masukan tentang psikologi.
  • ·   Tim hore UAJY: Yuda, Julvan, Arnet, Prita, Aurel, Cahyo, Kitin, Surya, Elliot, Yogi, Petrus, Ega, Ifan, Tio.
  • ·      Temen kantor : Mbak Erlina, Mbak Tika, Mbak Petty.
  • ·      Temen-temen kampus dan temen les : Inggit, Andit,  Dara, Mbak Eng.
  • ·     Fransisca Romana Pertiwi : teman / sahabat / guru yang hebat dan sabar ngajarin saya sebelum tes TOEFL iBT.
  • ·      HIMA TRIÇAKA UAJY, Temen-temen satu kelompok LPDP.
  • ·      Janine, Cathlin, dan semua The Cakeps yang selalu supportive!
  • ·      Davin, Dika, Andes, buat rela dicurhatin masalah LPDP dan ngasih contoh2 file dari temennya dan ngasih motivasi tentang wawancara beasiswa.
  • ·  Dan kamu semuanya yang mungkin nggak bisa aku sebutkan satu per satu ! Makaseeeeeeh !!!
Akhirnya saya bisa juga memberi tanda centang di dalam salah satu bucketlist resolusi 2015. Thank you Dear Lord Jesus. With You, nothing is impossible.



Last but not least :
Tips untuk kamu semua yang baru akan memulai perjalanan hunting beasiswa : Kamu semua punya kesempatan yang sama dengan semua orang, kamu pasti bisa, dan pastikan kamu siap! Your journey awaits .



Tunggu update saya tentang PK dan perjalanan saya selanjutnya ya ! Meanwhile, saya akan share beberapa random stuffs karena saya lama-lama jadi suka ngeblog !! Woohoo ! See ya !
Xx,




T.

Comments

Popular posts from this blog

No more after five, part 1 : Belajar di Swedia

Hi! It's been one heck of a rollercoaster journey since I arrived in Sweden to study. Since the journey is so challenging yet exciting at the same time, I don't even know where to start to write about my story as an international student here. Since this information might be more helpful for you, my fellow Indonesian, who wants to study abroad (especially in Sweden), I am gonna write in Bahasa this time (this is time for you to learn Bahasa Indonesia, my dear fellow Chalmerists :p). Oke! Kita mulai ya! Biar topiknya tersusun agak rapi dan nggak membingungkan, mungkin saya bagi tulisan ini menjadi beberapa bagian ya! Itu pintu masuk kampus tercinta. Tapi gedung Titis is 20 menit jalan kaki dari situ :( Belajar di Swedia Belajar di Swedia adalah pilihan pertama saya (dan satu satunya pilihan saya) sebelum saya memutuskan untuk daftar LPDP. Sebenarnya untuk mendaftar kuliah di Swedia itu nggak terlalu sulit dan nggak ribet karena sistemnya semua sudah terint...

Jogja Berhati Mantan : Versi Titis

Diawali dengan slogan Jogja, Jogja Berhati Nyaman. Ada yang punya ide untuk membuat beberapa tulisan yang menggunakan plesetan dari slogan itu menjadi Jogja Berhati Mantan. Beberapa waktu yang lalu saya baca artikel tentang Jogja Berhati Mantan  klik di sini  dan ada juga di sini  yang sukses mendefinisikan Jogja secara relevan. Dari artikel itu saya juga jadi pengen nulis tentang Jogja versi saya, perantau dari kota sebelah yang pindah ke Jogja 6 tahun yang lalu. Prolog. 9 April 2010. Keputusan untuk pindah ke Yogyakarta merupakan keputusan yang tidak sulit, karena saya sudah sering ke Yogyakarta hanya untuk main atau keperluan keluarga. Namun saya tidak pernah sesungguhnya memahami, mengapa kakak saya yang sudah lebih dahulu pindah ke Yogyakarta di tahun 2002 jadi jarang pulang ke rumah dan memilih untuk tinggal di Jogja, bahkan ketika libur. Hari itu saya pindah ke yogyakarta dengan alasan akan mengikuti kelas khusus persiapan ujian ...

Growing Up with The Delusional Giants

I am writing this blogpost without any specific intention as in : I am not hoping for any kind of sympathy, help, or anything, since now I am doing just fine. I just feel like writing is one of numbers of ways to express and to let go of things. However, as usual, you are always welcome to drop a comment or question if you want to. Here is a blog about how it feels like to grow up feeling small at most times. Yes, I am tiny in size. I won't deny the truth that I can still fit in my junior high school uniform last time I tried it during summer break (my fellow Indonesians : what I mean is that legendary plaid Tarakanita uniform hehehe). *** If you happen to know me during my childhood until high school, I would guess that you might noticed that other than being tiny, I am different in one other prominent thing : skin. I am fortunate enough to be healthy at most times, but I have severe allergies on my skin which makes it easily hurt by just insect bites or accidental...