WAWANCARA
NAHHHH tahap ini nih yang banyak ditakutin
orang-orang karena sekarang saatnya berjuang sendirian, dan ini adalah proses yang paling menentukan apakah kamu
layak atau enggak untuk menerima beasiswa ini. Saya menunggu cukup lama dari tahap
verifikasi dan wawancara, karena verifikasi ternyata berjalan lebih cepat dari
yang dijadwalkan. Saya selesai verifikasi pada pukul 12.30, dan wawancara baru
dimulai pada pukul 15.20.
Saya menunggu dengan agak gelisah, takut ada yang
terlupakan. Bolak balik saya coba baca lagi essay yang saya tulis. Ini sesuai
dengan masukan dari teman saya Kak Rio dan Kak Fani yang lebih dahulu telah
menerima beasiswa LPDP. Katanya kebanyakan yang ditanyakan adalah yang kamu
tuliskan di essay, jadi selalu berusahalah untuk jujur dan percaya diri ketika
menulis essay.
Pada pukul 15.15, ada seorang peserta di dalam
ruangan wawancara keluar, kemudian nama saya dipanggil oleh panitia. “Alberta,
silahkan tasnya ditaruh di depan kemudian dicek sama panitia dulu, baru ke meja
wawancara ya”.
Saya meletakkan tas saya di depan, memberikan dokumen
verifikasi saya ke panitia, sambil memperhatikan ruangan wawancara. Di ruangan
tersebut ada sekitar 10 booth (kalau tidak salah ingat ya!). Tiap booth ada 3
orang yang terlihat sangat ramah dan baik hati. Semua booth terlihat santai,
seperti sedang melakukan percakapan yang kasual dan asyik. Kegugupan saya
sedikit berkurang. Saya mengambil nafas panjang dan menuju ke booth 8.
Saya menyalami semua juri dari kiri ke kanan (satu
laki-laki, dan dua perempuan). Ini beberapa bagian dari pertanyaan yang
diajukan oleh juri.
A (Juri laki-laki) B (Juri perempuan 1) C (Juri
perempuan 2)
A : “Selamat sore untuk Sdri. Alberta, sore ini kita
akan berbincang sebentar dengan kamu ya. Pembicaraan kita akan direkam di sini”
– sambil menunjuk alat recorder.
A : “Silahkan perkenalkan diri anda, siapakah anda,
dari mana, dulu kuliah di mana, keluarga ada siapa saja” – sambil tersenyum
ramah.
Saya menjawab dengan perlahan
tentang diri saya, asal, universitas, dan keluarga saya. Cukup singkat, namun
dengan senyuman yang mantap. Hehehe..
A : “Okay on your application, you are going to study
abroad, this programme sounds unfamiliar, could you please explain about this
program?”
Agak shock dengan pertanyaan ini,
karena jawabannya bakalan panjang. Lalu saya jelaskan satu per satu tentang
universitas tujuan saya, judul program, tujuan program, gambaran umum program,
lama durasi program, dan silabus program dalam bahasa Inggris. (Setelah pertanyaan
ini, saya menjawab semua pertanyaan dalam bahasa Inggris. Agak berbeda dengan
peserta lain, saya mendapatkan 1 pertanyaan bahasa Indonesia dan lainnya
berbahasa Inggris. Sedangkan peserta lain hanya mendapatkan 2 – 3 pertanyaan
dalam bahasa Inggris dan sisanya dalam bahasa Indonesia).
A : “Is the programme going to be by-course programme
or by-research?”
Saya menjawab dengan mantap :
by-course.
A : “How did you find out about this programme? And
why did you choose this program? This really is an unusual choice.”
Saya menjawab tentang bagaimana saya
mencari dan mendapatkan informasi tentang program tersebut. Saya juga menambahkan cerita tentang manfaat dari program ini.
A : “But you have not received your Letter of
Application. When will the enrollment starts?”
Saya menjawab bahwa program ini akan
membuka pendaftaran pada Oktober 2015 dan kuliah akan dimulai pada Agustus
2016, sehingga saya memang belum mendapatkan LOA. Namun demikian, saya telah
mempersiapkan berbagai persyaratan dokumen seperti TOEFL, surat rekomendasi,
dan portfolio.
A : “Ah you have a portolio. So what projects have
you completed after you graduate up until now?”
Saya menjelaskan proyek yang saya
kerjakan.
A : “So you are still working now? How long have you been working in this company and please describe what kind of company are you working
in?”
Saya menjelaskan bahwa saya telah
bekerja selama 10 bulan, dan jenis persuahaan tempat saya bekerja dan tanggung
jawab saya di dalam pekerjaan ini.
A : “Okay, enough from me. Other judges?”
B : “Hi Alberta, so you want to study abroad. But
you have not received any LOA yet. Are you confident?”
Saya menjawab bahwa saya telah
mempersiapkan persyaratan sebaik saya bisa, dan saya yakin saya dapat diterima
di universitas tujuan saya.
B : “I see. I can see in your CV, your achievements
are quite excellent.”
Saya menjawab dengan agak malu
“Thank you very much, Ma’am”.
B : “How come?”
Di sini saya bingung setengah mati.
Saya harus jawab apa yaaaa.. Kemudian saya menjelaskan bagaimana perjalanan
kuliah saya dan skill yang saya miliki yang membantu saya dapat meraih
prestasi.
B : “Impressive. And your parents, they’re lecturers.
And you want to be a lecturer as well. Are your parents working at the same
university as where you study?”
Saya menjawab ya, mereka bekerja di
universitas yang sama dengan tempat saya belajar, namun dengan peraturan
kampus, saya tidak pernah merasakan diajar oleh mereka di kelas.
B : “Haha, don’t worry about it. It is okay. Hmm.. I
agree with him that the program you chose is unusual. Can you tell me how it
will benefit you as a person and how will it build your future?”
Saya menjawab, program ini memiliki
prospek yang baik di masa depan, terutama untuk mempersiapkan saya sebagai bagian
dari Indonesia sebagai sumber daya manusia yang siap menjadi bagian dari
persaingan global, terutama dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean. Saya yakin
dengan belajar di universitas pilihan saya akan mempersiapkan saya untuk menanggapi berbagai isu
lingkungan yang lebih baik dengan sudut pandang yang segar dan cara yang
professional.
B : “And your recommendation letter, who wrote that
for you?”
Saya menjelaskan bahwa yang
menuliskan surat rekomendasi adalah dosen pembimbing studio tugas akhir saya.
B : “Okay that is enough from me. Thank you” – sambil
tersenyum ramah.
C : “Hi Alberta. I can see that you are a cheerful
person. You seem very excited. What is your personality that describe you the
best?”
Saya menjawab dengan senang “I am a
cheerful person and I think that is one of my characteristics. I think I am
also a curious person, I want to know and discover a lot of new things.”
C : “So can I call you Curious Alberta?”
Saya tertawa sedikit kemudian saya
jawab : “Yes of course!”
C : “You explained earlier that you want to be
prepared to face global challenges by studying abroad, and be a lecturer. What
makes you like this? Who is your influence?”
Saya menceritakan inspirasi saya
yaitu ayah saya. Saya jelaskan berbagai cerita yang membuat saya semangat untuk
pergi menjelajah dan belajar dari expert di negara lain yang lebih banyak berpengalaman
di bidang yang saya pilih.
C : “Interesting. Where will you want to teach in the
future?”
Pertanyaan ini yang saya belum siap
jawab. Kemudian saya jawab begini “Hmm, I have not decided it yet, but I guess
I really want to work here in Yogyakarta or in Jakarta, as we have a lot of
universities here as the City of Education, and in Jakarta, I think I can help
a lot of students to be more prepared for their career and help Indonesia for
better development there.”
C : “In Yogya, which university? UGM maybe?”
Saya masih ragu dan tidak ingin
terlalu yakin, lalu saya jawab “Possibly, yes. Hehe..”
C : “Haha, it is okay, you can decide later. You will
be abroad for 2 years and meet new people. How do you feel about dating European
guys?”
Okay, ini pertanyaan bikin saya
tertawa beberapa detik. Kepikiran sih. Tapi saya nggak
mau cerita, nanti malah kebablasan curhat. Terus saya jawab begini : “Hahaha, I
don’t think that’s me. I don’t see myself going out with a European guy. Too
tall for me, I think. That could be an issue. Hahaha..”Jawaban yang agak ngasal
sebenarnya (karena ngebayangin mau menatap matanya aja kayaknya kudu ndangak ya, hahaha!), tapi ya udah saya PD aja hehe..
C : “Hahaha, I see. I know some students are
motivated to go abroad to find soulmate or true love. To make better “future”
they said. So you are not one of them?”
Saya ngakak lagi, kemudian jawab
“Hahaha.. No, I don’t think so. Maybe for other students, yeah, that could be
encouraging. But not me. I still can't picture myself doing that. Hehehehe…” Saya jawab dengan agak cekikikan dan
mungkin terlalu jujur karena memang belum pernah terbayang saya dating sama European guys. Mimpiin artis sih sering, tapi kalo sungguhan belom pernah sih! Well, we'll see about that, shall we?
C : “Hahaha.. OK.. I think that’s all from me. Apakah
ada yang lain lagi Pak, Bu?”
A : “Sudah cukup ya..”
B : “Sudah cukup.”
A : “Oke terima kasih Sdri. Alberta atas waktu dan
percakapan yang menyenangkan barusan. Sekarang seleksi sudah selesai, silahkan
anda tinggal menunggu pengumuman beberapa minggu ke depan, dan kami doakan yang
terbaik.”
Saya menjawab : “Terima kasih banyak
atas kesempatan yang telah diberikan Pak, Bu. Selamat sore.” Saya menjabat
tangan para juri sambil keluar ruangan dengan lega.
Sejujurnya saya masih agak bingung karena saya
menerima semua pertanyaan dalam bahasa Inggris, dan waktu terasa cepat sekali
berlalu. Ketika keluar, saya mengecek jam tangan saya, dan saya menghabiskan
waktu sekitar 30 menit di dalam ruang wawancara. Padahal, peserta lainnya
sebelum saya dapat menghabiskan waktu 40 – 50 menit. Duh! Pertanda baik atau
buruk ya? Jadi deg-degan hehehe..
Sekian dulu buat post yang kali ini yah ! Fiuh !
Tunggu selanjutnya ya !
Xx,
T.
Comments
Post a Comment