Skip to main content

Mengisi Hari yang Dingin di Gothenburg


Hej!


Winter sudah mulai di Swedia dan hari ini adalah hari Natal. Di Gothenburg hiasan natal berupa pohon natal dan lampu-lampu indah suah dipasang di mana-mana. Meskipun indah, terkadang cuaca yang dingin dan angin yang menghempas wajah sering membuat mahasiswa di sini jadi malas keluar rumah. Maka dari itu, di hari Natal yang syahdu di Gothenburg yang gloomy ini, saya mengisi hari dengan memasak sesuatu yang manis untuk menghangatkan suasana.

Gothenburg yang gloomy


Ini adalah resep Christmas Choco Balls a la saya!

Bahan :
  • Biskuit Marie 1 pack
  • Baking Chocolate 1 bar
  • Susu kental manis (condensed milk) 1 kaleng
  • Kayu manis bubuk ½ sendok teh
  • Vanilla bubuk / cair ½ sendok teh
  • Butter / Smör 150gr


Untuk penyajian :
  • Meses / sprinkles
  • Bubuk kakao dicampur dengan gula bubuk
  • Sugar hearts / Sugar christmas trees
  • Cup kertas untuk kue


Cara :
  1. Cairkan cokelat dan butter dalam satu mangkuk kecil dengan cara ditim.
  2. Hancurkan biscuit marie sampai halus di dalam mangkuk besar (jika memiliki food processor atau blender juga dapat dipakai).
  3. Taburkan vanilla bubuk dan kayu manis bubuk, aduk rata.
  4. Tuangkan ¾ cokelat yang sudah dicairkan bersama dengan butter ke dalam adonan, aduk rata.
  5. Tuangkan 1 kaleng susu kental manis, aduk rata.
  6. Tutup mangkuk dengan plastik atau piring, masukkan ke dalam kulkas selama kurang lebih 15-20 menit.
  7. Keluarkan adonan dari kulkas.
  8. Ambil satu sendok teh adonan dan buatlah bola-bola dengan kedua tangan
  9. Taburkan meses di satu wadah datar serta bubuk kakao dan gula bubuk di wadah datar yang lain.
  10. Gulingkan bola-bola cokelat di atas meses dan campuran gula kakao.
  11. Untuk variasi yang lain, celupkan bola cokelat ke cokelat cair sisa, kemudian hias dengan sugar hearts / sugar christmas trees.
  12. Dinginkan di dalam kulkas selama 20 menit.
  13. Sajikan menggunakan cup kertas.


Nikmati Christmas Choco Balls dengan minuman cokelat panas untuk menemani malam musim dingin!


Selamat mencoba!



Artikel ini juga akan dipublikasikan di http://ppiswedia.se/masakini/ atau klik di sini - PPI SWEDIA :) jangan lupa cek ya!

Comments

Popular posts from this blog

No more after five, part 1 : Belajar di Swedia

Hi! It's been one heck of a rollercoaster journey since I arrived in Sweden to study. Since the journey is so challenging yet exciting at the same time, I don't even know where to start to write about my story as an international student here. Since this information might be more helpful for you, my fellow Indonesian, who wants to study abroad (especially in Sweden), I am gonna write in Bahasa this time (this is time for you to learn Bahasa Indonesia, my dear fellow Chalmerists :p). Oke! Kita mulai ya! Biar topiknya tersusun agak rapi dan nggak membingungkan, mungkin saya bagi tulisan ini menjadi beberapa bagian ya! Itu pintu masuk kampus tercinta. Tapi gedung Titis is 20 menit jalan kaki dari situ :( Belajar di Swedia Belajar di Swedia adalah pilihan pertama saya (dan satu satunya pilihan saya) sebelum saya memutuskan untuk daftar LPDP. Sebenarnya untuk mendaftar kuliah di Swedia itu nggak terlalu sulit dan nggak ribet karena sistemnya semua sudah terint...

Jogja Berhati Mantan : Versi Titis

Diawali dengan slogan Jogja, Jogja Berhati Nyaman. Ada yang punya ide untuk membuat beberapa tulisan yang menggunakan plesetan dari slogan itu menjadi Jogja Berhati Mantan. Beberapa waktu yang lalu saya baca artikel tentang Jogja Berhati Mantan  klik di sini  dan ada juga di sini  yang sukses mendefinisikan Jogja secara relevan. Dari artikel itu saya juga jadi pengen nulis tentang Jogja versi saya, perantau dari kota sebelah yang pindah ke Jogja 6 tahun yang lalu. Prolog. 9 April 2010. Keputusan untuk pindah ke Yogyakarta merupakan keputusan yang tidak sulit, karena saya sudah sering ke Yogyakarta hanya untuk main atau keperluan keluarga. Namun saya tidak pernah sesungguhnya memahami, mengapa kakak saya yang sudah lebih dahulu pindah ke Yogyakarta di tahun 2002 jadi jarang pulang ke rumah dan memilih untuk tinggal di Jogja, bahkan ketika libur. Hari itu saya pindah ke yogyakarta dengan alasan akan mengikuti kelas khusus persiapan ujian ...

Growing Up with The Delusional Giants

I am writing this blogpost without any specific intention as in : I am not hoping for any kind of sympathy, help, or anything, since now I am doing just fine. I just feel like writing is one of numbers of ways to express and to let go of things. However, as usual, you are always welcome to drop a comment or question if you want to. Here is a blog about how it feels like to grow up feeling small at most times. Yes, I am tiny in size. I won't deny the truth that I can still fit in my junior high school uniform last time I tried it during summer break (my fellow Indonesians : what I mean is that legendary plaid Tarakanita uniform hehehe). *** If you happen to know me during my childhood until high school, I would guess that you might noticed that other than being tiny, I am different in one other prominent thing : skin. I am fortunate enough to be healthy at most times, but I have severe allergies on my skin which makes it easily hurt by just insect bites or accidental...